Senin, 04 Februari 2008

THE KINGDOM WITHIN

KERAJAAN YANG DI DALAM

THE KINGDOM WITHIN

Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di dalammu

Because the Kingdom of God is within you

Ketika Yesus mengatakan kebenaran yang luar biasa ini, Ia tidak menujukannya langsung kepada murid-muridnya para rasul atau pengikutnya, tetapi kepada orang Farisi, yaitu orang-orang yang sedang bertanya dan mengujinya. Orang-orang ini membenci Yesus dan ingin membunuh-Nya. Kepada mereka Yesus berkata bahwa Kerajaan Allah ada di dalammu. Kalau Kerajaan Allah ada di dalam mereka pastilah juga ada di dalam murid-murid. Kalau Kerajaan Allah ada pada orang berdosa berarti ada juga pada orang kudus. Kalau ada pada penentang dan orang yang tak percaya berarti ada juga pada pengikut dan orang yang percaya pada Yesus. Kerajaan Allah ada pada orang munafik dan orang yang tulus. Ada pada penjahat dan pembunuh, ada juga pada pendamai dan penolong. Kita terus boleh melanjutkan paradox ini, tetapi kesimpulannya adalah Kerajaan Allah ada pada semua orang atau semua manusia, tanpa membedakan bangsa, suku, warna kulit, status dan kedudukan serta agama.

Johanes Pembabtis, Yesus dan murid murid mengkhotbahkan: Bertobatlah sebab Kerajaan Allah sudah dekat. [ Repent for the Kingdom of God is at hand ] Bertobat atau repent, dalam bahasa Yunani metanoia artinya mengubah pikiran, akal budi, konsep, ide, opini atau istilah modernnya perubahan paradigma [Paradigm Shift, New Paradign] Kerajaan, Kingdom berasal dari kata King, raja dan Dominion atau Domain yaitu wilayah, pemerintahan, atau kekuasaan. Kerajaan berasal dari kata Ibrani Malkut dan kata Yunani Basilea yang artinya adalah kekuasaan atau pemerintahan. Dekat, at hand artinya setangan, sejangkauan, at reach. Saat ini saya sedang mengetik dengan Lap-Top dan buku-buku berserakan di sekitar saya. Semua buku yang bisa saya jangkau tanpa berpindah tempat adalah at hand, sejangkau atau setangan yang berarti dekat.

Kerajaan Allah adalah sinonim dengan Kerajaan Sorga sebab kedua frasa ini sering dipertukarkan di dalam Injil. Kerajaan Allah mengacu kepada pemilik, penguasa, pemerintah atau pribadinya, sedang Kerajaan Sorga mengacu kepada wilayah atau dimensi kekuasaan atau pemerintahannya.

Kita diminta, disuruh, dan diperintahkan untuk bertobat, merubah pikiran, anggapan dan konsep bahwa Allah atau Sorga itu jauh bahkan sangat jauh entah dimana, di planet atau langit yang tak terhingga jauhnya. Allah di dalammu. Kristus di dalammu. Firman di dalammu. Roh di dalammu. Pengurapan di dalammu. Pengajaran di dalammu. Kebenaran di dalammu. Allah sangat dekat, tidak jauh bahkan satu dan tak terpisahkan dengan kita. Dari kecil saya sudah di sodori konsep sorga yang jauh dan tak terjangkau dan saya akan ke sana kalau saya nanti mati dalam Kristus. Bahkan Muhammad berkata: Tuhan itu lebih dekat dari urat leher kita. (God is closer to man than man is to his own jugular vein). Emerson dalam salah satu sajaknya berkata bahwa Allah lebih dekat dari nafas kita, Ia lebih dekat dari tangan dan kaki kita.

Beberapa bulan lalu saya melayani di Pekan Baru. Saya berkhotbah pada hari kedua di perusahaan Indah Kiat. Hari pertama hamba Tuhan dari Jakarta yang khotbah. Dua jam sebelum acara kami bertemu dan berbincang-bincang dengan beberapa saudara hamba Tuhan yang ada di sana. Dia berkata bahwa nanti kalau kita mati kita akan bertemu dengan Tuhan muka dengan muka di sorga. Kita akan berbicara muka dengan muka dengan Tuhan di sorga. Lalu saya menimbrung pembicaraan dengan meminta mereka berpikir dengan sederhana sejenak. Kalau Allah Maha Hadir dan Dia ada di suatu tempat yang bernama Sorga berarti Sorga lebih besar dari Allah atau Allah lebih kecil dari Sorga. Seperti saya lebih kecil dari rumah yang saya tinggali. Hal ini membuat Allah tidak Maha Hadir lagi. Semesta ada di dalam Allah. Segala sesuatu ada di dalam Allah. Tidak ada yang lebih besar atau melampaui Allah. Sorga ada di dalam Allah. Sebab segala sesuatu dari Dia, melalui Dia dan kembali kepada Dia. Sebab di dalam Dia kita hidup, kita ada dan bergerak. Ada yang berkata sorga ada di bawah telapak kaki ibu. Saya berkata sorga ada di hatiku, langit ada di jiwaku dan bumi di tubuhku. Pemrakarsa March For Jesus, Graham Kendrick mengarang lagu yang telah dinyanyikan di seluruh dunia oleh ratusan juta orang Kristen tetapi tanpa kesadaran dan pengertian. Judul lagunya: Heaven is in my heart (Surga di hatiku)

Kalau benar Allah ada di dalamku, sorga di hatiku, apa masalahku yang terbesar? Masalah manusia yang terbesar adalah ketidak-sadaran, atau ketidak-tahuan. Allah berkata melalui Amsal: Umat-Ku binasa karena tidak memiliki visi atau penglihatan atau pengertian. My people perish for lack of vision. Visi terbaik adalah pencerahan kedalam. The best vision is insight. Allah berfirman melalui nabi Hosea: Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Aku. My people perish for lack of knowledge. Umatku binasa karena kurang pengetahuan. Knowledge is power. Pengetahuan adalah kuasa.

KESADARAN

Meskipun hari itu bagi sang guru hari hening, namun seorang musafir datang mohon sabda kebijaksanaan, untuk mengarahkan dirinya dalam perjalanan hidup. Sang guru mengangguk ramah, mengambil secarik kertas dan menulis satu kata: “Kesadaran.” Musafir itu duduk tertegun dan berkata: “Itu terlalu singkat. Sudilah tuan sekedar menjelaskan ?” Guru mengambil kertas kembali dan menulis lagi: “Kesadaran, kesadaran, kesadaran.” “Tetapi apa makna kata-kata itu ?” Keluh musafir tak berdaya. Sang guru mengambil kertas itu dan menulis: “Kesadaran, kesadaran, kesadaran, maknanya KESADARAN.” (AWARENESS, CONSCIOUSNESS)

Kerajaan Allah adalah kesadaran Allah. Hakekat sebenarnya dari kata kerajaan adalah “kesadaran.”

Baik Yohanes maupun Yesus kedua duanya adalah penjelmaan kerajaan, sebagai kesadaran Allah. Sejak tampilnya Yohanes pembaptis hingga sekarang, Kerajaan Sorga di serong dan orang yang menyerongnya mencoba menguasainya. Terjemahan lain berkata: “Sejak tampilnya Yohanes Pembaptis sampai sekarang Kerajaan Surga menderita kekerasan dan kekerasan menguasainya dengan paksa. Matius 11:12. Inilah ketetapan hati yang tak tergoyahkan untuk mendesak dan masuk kedalam kerajaan Allah, kesadaran Allah, melalui kekerasan, melewati aniaya. Untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara. (KPR 14:22.)

“Yang engkau butuhkan adalah kesadaran,” kata sang guru kepada murid yang sangat religius,: kesadaran, kesadaran, kesadaran.” “Saya tahu, maka saya berusaha untuk sadar akan kehadiran Allah,” jawab sang murid. Kemudian sang guru berkata: “ Kesadaran akan Allah itu adalah suatu fantasi karena engkau tidak memiliki pengertian seperti apa Allah itu. Kesadaran dirilah yang engkau perlukan.” “Jika Allah itu Kasih, maka jarak antara Allah dan dirimu persis sama dengan jarak antara dirimu dan kesadaran akan dirimu sendiri.”

Seorang musafir lain bertanya kepada sang guru: “Dimana aku dapat menemukan Tuhan ?” “ Ia tepat di depanmu.” “Lalu mengapa aku tidak melihat Dia ?” “ Mengapa orang mabuk tidak melihat rumah-Nya?” Menyusul sang guru berkata, “Temukanlah apa yang membuat engkau mabuk. Untuk melihat engkau harus sadar.”

Murid-murid berkata: “Tolonglah kami menemukan Tuhan.” Sang guru menjawab: “Tidak ada orang yang dapat menolong kamu di situ.” “Mengapa tidak?” tanya murid. “Dengan alasan yang sama seperti tidak ada orang dapat menolong ikan menemukan samudra,” jawab sang guru.

Melelahkan untuk berbicara dengan orang yang selalu bersikukuh mempertahankan keberadaan Allah atau mendiskusikan hakikat-Nya, sementara mereka sendiri mengabaikan tugas yang maha penting, yakni kesadaran diri, yang justru dapat memberikan cinta kasih dan pembebasan.

Kepada sekelompok orang yang meminta sang guru supaya berbicara mengenai Allah, ia berkata, “ Yang kamu upayakan, sayangnya, adalah berbicara mengenai Allah bukan melihat-Nya. Lagi pula, kamu melihat-Nya sebagaimana yang kau pikirkan, bukan sebagaimana adanya Dia. Padahal, Allah itu jelas, Ia tidak tersembunyi. Mengapa berbicara? Bukalah matamu dan lihatlah!”

Kemudian ia menambahkan, “Melihat adalah hal yang paling mudah di dunia ini. Yang perlu kamu lakukan adalah menguakkan tirai-tirai pemikiranmu tentang Allah.”

Seorang pengkhotbah bertekat untuk memancing sang guru agar memberikan pernyataan yang jelas tentang kepercayaannya akan Allah. “Apakah guru percaya akan adanya Allah?” “Tentu saja,” kata sang guru. “Dan bahwa Ia membuat segala sesuatu. Apakah guru percaya itu?” “Ya, ya,” kata sang guru. Saya sangat percaya itu.” “Dan siapakah yang membuat Allah?” “Engkau,” kata sang guru. Pengkhotbah itu terperanjat. “Maksud guru, sayalah yang membuat Allah?” “Allah seperti yang selama ini engkau pikirkan dan bicarakan…. Ya!” kata sang guru dengan tenang.

Sang guru menjadi legenda dalam hidupnya. Dikatakan, bahwa Tuhan bertanya kepadanya: Aku ingin main alip-sembunyi dengan manusia. Aku sudah bertanya kepada para malaikat-Ku mana tempat paling baik untuk bersembunyi. Ada yang yang berkata di kedalaman samudra. Ada yang menjawab di puncak gunung tertinggi. Lainnya lagi di sisi bulan yang jauh atau bintang di luar jangkauan. Engkau menyarankan apa? Guru menjawab, “ Sembunyilah di dalam hati manusia.” Itulah tempat terakhir yang akan mereka pikirkan.”

“Hai apa khabar?” “ Baik, terima kasih. Saya sedang mengembara dalam ketidak tahuan.” “Oh?” Kamu menyamar sebagai apa?” “Saya menyamar sebagai diri saya.” “ Jangan bodoh. Itu bukan penyamaran. Itu adalah kamu” “Justru sebaliknya, itu jelas menjadi penyamaran yang sangat bagus, karena saya rasa penyamaran itu sungguh-sungguh telah mengecohkan kamu.” Nasruddin

God is at home it’s we who have gone out. Allah ada dirumah-Nya, kita yang sedang keluar.

Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah. Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah ada di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu. (1 Kor.3:9; 16-17). Atau tidak tahukah kamu kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah,- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri. (1 Kor. 6:19) Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: “Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku. (2 Kor. 6:16.) Tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan. (Ibrani 3:6.)

Seorang murid bertanya: “Mengapa semua orang di sini begitu gembira selain saya ?” Sang Guru menjawab: “ Karena mereka telah belajar melihat kebaikan dan keindahan dimana-mana.” “Mengapa aku tidak melihat kebaikan dan keindahan di mana saja ?”

“Karena kau tidak dapat melihat di luar apa yang tidak dapat kau lihat di dalammu.”

“Kapan aku aku akan mendapat pencerahan ? “ tanya seorang murid.

“Kapan-kapan engkau melihat”, jawab sang guru. “Melihat apa ?” “Pohon dan bunga dan bulan dan bintang.” “Tetapi itu sudah kulihat setiap hari.” “Bukan, yang engkau lihat itu pohon kertas, bunga kertas, bulan kertas dan bintang kertas. Sebab engkau hidup tidak dalam kenyataan, melainkan dalam kata dan gagasanmu.” Dan sebagai tambahan, katanya lirih, “ Engkau hidup hidup kertas, sayang, dan akan mati mati kertas.”

Tuhan menempatkan seorang rasul dalam tiap jiwa untuk membimbing kita di jalan yang terang. Namun banyak yang mencari kehihupan dari luar, tidak menyadari bahwa kehidupan ada dalam dirinya. Kahlil Gibran

What lies behind us and what lies ahead of us are tiny matters compared to what lies within us. Apa yang ada di belakang kita dan apa yang ada di depan kita adalah hal yang sangat kecil dibanding dengan apa yang ada di dalam kita Emerson

Dengarkan nyanyian yang sangat indah yang saya dengar dari film kartun animasi komputer tahun lalu yang bejudul: Lion King, Raja Singa.

Malam dan semangat hidup memanggil, tunggu!!!

Tak ada gunung yang lebih tinggi,

Dengarkan dan percayalah, percayalah!!!

Ia hidup dalam dirimu,

Ia mengawasimu,

Semua yang kita lihat,

Ke dalam air kebenaran,

Dalam bayanganmu,

Ia hidup dalam dirimu

Rumi seorang sufi dan sastrawan membagikan pengalaman intuisi kedalaman kalbu sebagai persemayaman-Nya.

Salib dan umat Kristiani, dari ujung keujung,

Aku memeriksa; Dia tidak di atas salib itu.

Aku pergi kecandi-berhala, ke pagoda kuno;

Tiada jejak terlihat di sana.

Aku pergi ke gunung Herat dan Candahar

Aku melihat, Dia tidak ada di bukit atapun di lembah.

Dengan tujuan yang dipersiapkan Aku menjelajah puncak gunung Qaf

Ditempat itu hanya ada habitasi Anga

Aku belokkan arah pencarian ke Ka’’bah

Dia tidak di tempat peristirahatan Tua dan Muda itu.

Aku tanyakan pada Ibnu Sina tentang keadaan -Nya;

Dia tidak di dalam tingkatan Ibnu Sina,

Aku mengembara menuju pandangan berjarak dua lengkungan panjangnya,

Dia tidak di istana agung itu.

Aku menatap ke dalam kalbuku;

Disana kulihat Dia; Dia tidak ada di tempat lain lagi.

Sajak di atas menggambarkan pencarian kaum sufi akan tempat dari diri yang sesungguhnya. Tidak menemukannya di dalam berbagai agama, tempat, akal atau sumber-sumber lainnya, ia akhirnya menemukannya di dalam dirinya, di dalam hatinya, di dalam kalbunya.

Berabad-abad lampau al-Hallaj dibantai. Konon dialah syekh sufi pertama yang martir dalam dunia tasawuf. Perkaranya lantaran lelaki yang hidup di abad ke-9 ini ingin “mewujudkan” Allah kepada semua orang. Suatu hari dia ditanya, “Apa yang ada di dalam jubahmu?”. Dijawabnya tegas, “Allah!”

Khabarnya saat akan dipancung lelaki kelahiran kota Thur (Iran tenggara) ini berdoa, “ Ya Allah, ampunilah mereka yang membunuhku karena kecintaan kepada-Mu, dan ampunilah aku yang bersedia dibunuh mereka, juga karena kecintaan kepada-Mu.”

Lantas kematian al-Hallaj menjadi tonggak sejarah dimulainya perjuangan memproklamirkan tasawuf secara lebih terbuka; sebuah aliran yang ingin memperjelas posisi Allah di tengah-tengah kebendaan (makhuk, materi )

Di tengah-tengah kuil Brahman, tubuh kita sendiri, ada sebuah tempat keramat kecil dalam bentuk sekuntum bunga teratai, dan di dalamnya dapat ditemukan sebuah ruang kecil. Kita harus menemukan siapa yang ada di sana, dan kita harus mau mengenalnya. Uphanishad

RAJAWALI DI DALAM

Suatu Hari seorang pemburu menemukan telur burung rajawali dan kemudian ditempatkannya di pojok sebuah gudang tempat seekor ayam sedang mengerami telur-telurnya. Pada waktunya telur burung rajawali itu menetas bersama-sama telur-telur ayam. Waktu berlalu, anak rajawali itu dengan sendirinya mulai mengalami kerinduan untuk terbang, dan berkata kepada ibunya, sang ayam, “Kapan saya boleh belajar terbang ?”

Ayam betina yang malang itu menyadari bahwa ia tidak dapat terbang dan sama sekali tidak mempunyai gambaran mengenai apa yang dilakukan oleh burung rajawali dalam melatih anak-anak mereka terbang. Namun ia malu mengakui ketidakmampuannya, dan berkata, “Belum waktunya anakku. Saya akan mengajarimu kalau engkau sudah siap.”

Bulan demi bulan berlalu dan burung rajawali muda itu mulai curiga, ibunya tidak dapat terbang. Namun ia tidak dapat merasa bebas dan terbang sendiri, karena kerinduannya yang besar untuk terbang sudah bercampur dengan rasa terima kasih terhadap ayam yang telah menetaskannya. Maka rajawali itu seumur hidupnya tidak pernah terbang dan mati menyedihkan sebagai ayam. Dia melihat dirinya di luar sebagai ayam padahal ia adalah rajawali di dalam.

Jadi siapa saja ada di dalam Kristus, dia adalah ciptaan baru, yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. Yohanes menjawab mereka, katanya: “Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Yohanes 1:26; 10

Paulus pergi berdiri di atas Areopagus dan berkata: “Hai orang-orang Atena, aku lihat, bahwa dalam segala hal kamu sangat beribadah kepada dewa-dewa (gods=allah-allah). Sebab ketika aku berjalan-jalan di kotamu dan melihat-lihat barang-barang pujaanmu, aku menjumpai juga sebuah mezbah dengan tulisan: Kepada Allah yang tidak dikenal. Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepadamu….. Supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing. Sebab di dalam Dia kita kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga di katakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga. KPR. 17:22-23. Allah ada di dalammu. Kristus di dalammu pengharapan kemuliaan. Christ in you the hope of glory.

TIKUS DI DALAM

Menurut suatu dongeng India kuno, ada seekor tikus yang selalu tertekan karena takut kepada seekor kucing. Sorang tukang sihir merasa kasihan kepadanya lalu mengubahnya menjadi seekor kucing. Tetapi kemudian ia menjadi takut kepada anjing. Maka tukang sihir itu mengubahnya menjadi anjing. Tetapi ia mulai takut kepada harimau. Maka tukang sihir itu mengubahnya menjadi harimau, yang kemudian merasa takut kepada pemburu. Pada saat itu tukang sihir itu menyerah. Ia mengubahnya menjadi seekor tikus lagi dan berkata, “Apa pun yang saya lakukan tidak akan membantumu karena engkau mempunyai hati seekor tikus.”

Aku telah memberikan kepadamu hati yang baru, roh yang baru, batin yang baru, hati yang lama hati batu, hati yang keras telah kulalukan dari padamu. Engkau adalah ciptaan baru !!

KAMBING DI DALAM

Setelah sang guru mendapatkan pencerahan, ia ganti hidup sederhana, karena menganggap hidup sederhana selaras dengan rasanya. Ia mentertawakan murid-muridnya, ketika mereka ganti hidup sederhana meniru dia.

Apa gunanya meniru perbuatanku, “katanya, “ tanpa motivasi alasanku. Atau menggunakan alasan motivasiku tanpa visi pandangan yang mendasarinya ?”

Mereka menangkap dia lebih baik ketika ia berkata, “Apa seekor kambing menjadi kyai, karena tumbuh janggutnya ?”

SERIGALA DI DALAM

Sekelompok aktivis politik berusaha menjelaskan kepada sang guru bagaimana ideologi mereka bisa mengubah dunia. Sang guru mendengarkan penuh perhatian.

Hari berikutnya ia berkata. “Ideologi itu baik atau buruk tergantung orang yang menjalankannya. Jika sejuta serigala harus mengatur keadilan, apakah mereka berhenti menjadi sejuta serigala ?”

CERITA

Sang guru memberikan ajarannya dengan perumpamaan dan cerita, yang didengarkan oleh para murid dengan senang dan kadang-kadang kecewa, karena mereka menginginkan yang lebih dalam.

Guru tidak tergerak. Semua keberatan mereka dijawab. “Kamu harus tahu, saudaraku, bahwa jarak paling dekat antara manusia dan Kebenaran adalah cerita.”

Lain kali ia berkata, “Jangan remehkan cerita. Uang emas hilang ditemukan kembali dengan lilin kecil; kenyataan paling dalam ditemukan dengan menggunakan cerita.”

Terima kasih, anda telah berkenan membaca dan mendengar cerita saya. Kemanusiaan adalah ketuhanan yang terpecah di luar dan satu di dalam. Ada Kerajaan Allah di dalammu. Allah ada di dalammu. Kristus ada di dalammu. Firman ada di dalammu. Rajawali ada di dalammu. FLY!! EAGLE FLY!! Terbanglah tinggi dengan sayap rajawali.

Pontianak, September -2000. Bumbunan Sitorus

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda