Senin, 04 Februari 2008

THE KINGDOM OF GOD IS IN YOU






THE KINGDOM OF GOD IS IN YOU

KERAJAAN ALLAH ADA DI DALAMMU

( THE KINGDOM OF GOD IS IN YOU )

Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antaramu.

For indeed, the Kingdom of God is within you. Luke 17:21

Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di dalammu.

Sudah delapan bulan lamanya ayat Firman Tuhan di atas kami tempatkan di depan atas gedung pertemuan kami yang baru dipakai perdana tanggal 1 Januari tahun 2000. Kami tidak tahu sampai kapan kami akan menempatkan tulisan Firman itu disana, yang pasti kami akan membiarkannya di sana sampai Firman tersebut menjadi rhema dan realita bagi kami. Sebelumnya kami menempatkan Firman: “Sungguh, Allah ada di tengah-tengahmu, ” selama tiga tahun, di gedung yang kami sewa di samping gedung Purnama Swalayan. Paulus berkata: Kristus di dalammu, pengharapan kemuliaan. (Christ in You the Hope of Glory)

Pelayanan dan penderitaan Paulus

Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat. Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang di percayakan Allah kepadaku untuk meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya kepada kamu, yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke keturunan,

Tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya. Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan! Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan di dalam Kristus. Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat DI DALAM aku. Kolose 1:24-29

Inilah juga kerinduan saya supaya jemaat Tuhan boleh menerima wahyu yang berjaman-jaman, dari turunan ke keturunan dan dari abad ke abad tersembunyi sebagai rahasia dari segala rahasia dan misteri dari segala misteri yang terbesar. Mari kita renungkan kebenaran yang besar dan sangat sederhana ini.

Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di dalammu. Sesungguhnya Kerajaan Allah ada di dalammu. Sungguh Kerajaan Allah ada di dalammu. Kerajaan Allah ada di dalammu. Allah ada di dalammu. Allah di dalammu. God in You.

Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan. Kristus di dalam kamu, Kristus adalah pengharapan kemuliaan. Kristus di dalammu, pengharapan kemuliaan. Kristus di dalammu. Christ in You.

Tetapi apakah katanya ? Ini: Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu, dan didalam hatimu. Firman itu dekat, di dalam mulutmu, dan didalam hatimu. Firman itu di dalam mulutmu dan di dalam hatimu. Firman itu di dalammu. Firman di dalammu. The Word in You.

Mari kita gabung: Allah di dalammu. Kristus di dalammu. Firman di dalammu. Ketiganya adalah satu. Ketiganya adalah esa. Ketiganya manunggal. Allah adalah Bapa, Firman adalah Putra. Kristus adalah Roh. Bapa Putra dan Roh adalah satu. Baptislah mereka dalam nama Bapa Putra dan Roh Kudus. Dibaptis kedalam satu nama atau satu kharakter. Bukan kepada tiga nama tetapi satu nama, tidak ada koma dalam ayat tersebut.

Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti kita adalah satu. Dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka. Johanes 17:20-23, 26.

Supaya mereka menjadi satu, sama seperti kita adalah satu. Mereka satu, kita satu. Supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku didalam mereka. Kasih-Mu di dalam mereka dan Aku di dalam mereka. Allah adalah kasih. God is love. Kasih di dalammu. Allah di dalammu. Aku di dalammu. I AM IN YOU. Allah di dalammu.

Jawab Yesus: “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. Johanes 14:23. Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. Kami akan diam bersama-sama dia. Kami di dalam dia. Bapa di dalam dia. Putra di dalam dia. Bapa dan Putra adalah satu. Bapa dan Putra di dalam dia. Allah di dalam dia Bapa di dalamku, aku di dalam Bapa. Bapa dan aku satu. Allah di dalammu.

Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku. Wahyu 3:20. Aku akan masuk kedalam dia, dan dia bersama-sama dengan Aku. Aku di dalam dia, dia di dalam Aku. Putra di dalamku, aku di dalam Putra. Aku dan dia satu. Kita satu. Allah di dalamku.

Suatu kali Ratu Inggris datang mengunjungi rakyatnya. Dia masuk kesebuah rumah nenek tua. Setelah berbasa-basi sejenak, ratu itu heran karena tidak melihat sebuah gambar Yesus pun di rumah nenek itu. Padahal, nenek itu mengatakan bahwa dia adalah seorang kristen yang taat. “Apakah Yesus tidak pernah mampir kemari ?” tanya ratu itu dengan nada sedikit menggoda. “Oh, tidak yang mulia. Yesus tidak pernah mampir di sini,” ujar nenek itu dengan sopannya. “Lho kenapa ?” tanya ratu itu dengan alis diangkat. “Karena Yesus tinggal di rumahku!” ujar nenek tua itu mantap. Jika Yesus tinggal di rumah kita, apalagi di hati kita, mengapa Dia harus mampir segala ? Seluruh keberadaan kita diketahuinya. Kita bisa bebas berkomunikasi dengan-Nya.

Saya pernah membaca kisah yang indah dari tradisi India klasik. Ketika menciptakan jagad –raya Tuhan berhasrat menciptakan sesuatu yang menyerupai Diri-Nya. Dengan memproyeksikan Pikiran-Nya, Ia mewujudkan insan pertama. Dalam tradisi India, manusia digambarkan sebagai Perwujudan Ilahi. Ia adalah bayangan Allah. Ia tidak pernah berpisah dari Allah. Tuhan mencintai manusia ciptaan-Nya. Manusiapun mencintai Tuhan. Dan dalam cinta itu , yang dicintai dan mencintai menyatu!

Para dewa, yang dalam tradisi Timur Tengah di sebut malaikat, mulai cemburu. Para jin pun cemburu. Biasanya para dewa sering bersaing, dan bermusuhan. Tetapi untuk memisahkan Insan dari Allah mereka bersatu. Konon setiap insan memiliki “Pelita Ajaib” yang memancarkan Nur Ilahi, atau Cahaya Allah. Rupanya, Cahaya Allah itulah yang mempersatukan Insan dengan Allah. Dalam cahaya itulah Insan dan Allah bersatu, menyatu. Roh manusia adalah pelita TUHAN yang menyelidiki seluruh lubuk hatinya (Amsal 20:27)

Para dewa mulai memikirkan cara untuk mencuri Pelita Ajaib itu. Dan mereka berhasil. Mereka menyembunyikannya di tengah hutan tropis yang lebat. Manusia pun berpisah dari Tuhan. Tetapi untuk berapa lama ? Tidak lama kemudian manusia menemukannya kembali. Setiap kali dicuri, disembunyikan, tidak lama kemudian manusia menemukannya kembali. .sampai suatu ketika para dewa menyerah. Mereka sudah capek, “Aduh manusia sungguh cerdik. Dimana pun kita menyembunyikan Pelitanya, ia tetap mememukannya kembali.”

Salah satu dewa yang masih muda, yang dianggap masih ingusan dan tidak masuk perhitungan, menawarkan solusi, “Kiranya saya tahu deh, di mana Pelita itu harus kita sembunyikan, sehingga tidak begitu gampang ditemukan kembali.” Ia ditertawakan, “Ah, kamu lagi! Mau kau sembunyikan di mana ?” “Saya tidak akan menjelaskan sekarang, tetapi kalau diberi kesempatan, saya akan melakukannya. Kalau berhasil, baru akan kuberitahu di mana Pelita itu kusembunyikan.” Tidak ada pilihan lain lagi bagi para dewa, “Ya sudah, berusahalah- give a try!”

Ternyata si dewa muda itu berhasil. Pada suatu malam , ketika manusia tertidur lelap, ia mencuri Pelita itu. Begitu bangun tidur, manusia pun menyadari raibnya Pelita tersebut. Dan ia mulai mencari. Kadang ia mencarinya di puncak gunung, kadang di tengah padang pasir, kadang di tepi sungai. Dan seringkali ia melihat kilatan cahaya, “Ah, Cahaya inilah yang sedang kucari. Cahaya itu berasal dari Pelita saya.” Manusia mengeramatkan setiap tempat, di mana kilasan cahaya itu terlihat. Ia menulis buku tentang pengalaman pencariannya, tentang penglihatannya.

Ketika manusia mulai semakin bertambah banyak, yang melakukan pencarianpun berlipat ganda. Mereka melihat kilasan Cahaya, tetapi tidak pernah menemukan sumbernya. Para dewa pun merasa lega. Mereka menanyakan pada dewa muda yang menyembunyikan Pelita manusia itu , “Kau sungguh hebat. Dimana kau sembunyikan Pelita itu, sehingga tidak ditemukan oleh manusia. ?” “Lebih baik kalian tidak bertanya. Lebih baik ini kusimpan sendiri. Yang penting, kita sudah berhasil.” – Dewa muda itu menyahut. “Jangan lupa janjimu. Rupanya kamu ingin mengingkarinya.” – para dewa senior agak gusar.

“Saya masih ingat betul janji saya. Dan tidak ingin mengingkarinya. Tetapi yang namanya manusia itu sangat cerdik. Tidak lama lagi juga ia akan tahu, bahwa mencuri Pelitanya kita-kita ini. Ia akan membujuk kita, memaksa kita, menggunakan seribu satu macam cara untuk mendapatkan kembali Pelitanya. Lebih baik yang tahu tentang tempat itu hanya saya seorang diri. Tidak ada dewa lain pun yang mengetahuinya, agar rahasia ini tidak bocor.” Para dewa senior malah merasa terhina dan merasa disangsikan integritasnya oleh dewa muda yang masih ingusan itu, “Egois banget kamu ini. Sepertinya kamu yakin bahwa manusia tidak dapat menipu kamu. Sepertinya kamu yakin bahwa manusia bisa menipu kita semua, kecuali kamu . Betapa angkuhnya, betapa sombongnya kamu ?”

Tidak demikian paman-paman sekalian yang saya hormati dan junjung tinggi. Bahkan, saya punya ide lain. Biarkanlah Dewa Petir membunuh saya, membakar saya sampai hangus. Biarkan rahasia ini lenyap bersama wujud saya. Saya rela berkorban demi kebaikan kalian semua. Satu yang mati, tetapi kalian semua akan terselamatkan.” – demikian ujar si dewa muda. Para dewa pun bingung. Apa yang dikatakan dewa muda itu masuk akal. Tetapi mereka tetap saja ingin tahu, ‘Tidak, kami tidak akan mengorbankan kamu. Kami hanya ingin tahu. Dan kami semua berjanji, rahasiamu akan menjadi rahasia kami pula. Tempat di mana kau sembunyikan Pelita manusia itu tidak akan kami beri tahu kepada siapa pun juga. Nah, beritahukanlah di mana kau menyembunyikan pelita itu ?”

Kerena didesak terus, dengan berat hati akhirnya ia memberitahu tempat persembunyiannya, “Aku telah menyembunyikannya di dalam diri manusia itu sendiri. Melampaui pikirannya, rasanya – Pelita itu berada dalam dirinya sendiri. Ia mencarinya kemana-mana, tetapi lupa mencari di dalam dirinya.” “ Masa iya? Bagaimana dengan kilasan Cahaya yang ia lihat di puncak gunung, di tengah padang pasir dan di tepi sungai ?” mereka bertanya. “Cahaya itu pun sesungguhnya berasal dari dalam dirinya, dipancarkan oleh Pelita yang ada dalam dirinya.`Yang ia lihat di luar, sesungguhnya hanyalah pancaran cahaya yang bersumber dari dirinya sendiri.” Kalau begitu, kenapa ia melihatnya di tempat-tempat tertentu, tidak di setiap tempat?”

Pada saat ia berada di puncak gunung, atau di tengah padang pasir, atau di tepi sungai, ia merasa begitu kecil. Berhadapan dengan alam yang luas, ia merasa begitu tidak berarti, sehingga pada saat-saat sepeti itu, terjadi peralihan kesadaran dalam dirinya. Kesadarannya yang mengalir ke benda-benda di luar dirinya, beralih dan mulai mengalir ke dalam dirinya. Dan ia pun melihat kilasan Cahaya. Lantas ia mengira bahwa kilasan Cahaya tersebut terlihat karena tempat yang kunjungi. Padahal, di mana pun ia berada – apabila ia mengalihkan kesadarannya ke dalam diri – ia akan melihat Cahaya yang sama. Bahkan, ia bisa menemukan Sumber Cahaya itu sendiri. Ia bisa menemukan “ PELITA “ yang sedang ia cari.”

Kita adalah Pelita Dunia

Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.

Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: “Akulah terang dunia, barang siapa mengikut Aku ia tidak berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup. Yohanes 8:12

Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia. Yohanes 9:5

Roh manusia adalah PELITA TUHAN yang memyelidiki seluruh lubuk hatinya. Amsal 20:27

Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan PELITA yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar DI DALAM HATIMU. 2 Petrus 1:19

Harta rohani dalam bejana tanah liat

Sebab Allah yang telah berfirman: “Dari dalam gelap akan terbit terang !”, Ia juga yang akan membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus. Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. 2 Korintus 4:6-7

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktu nya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. Pengkhobah 3:11

Mari kita dengar sebuah kesaksian dari seorang hamba Tuhan yang bernama Philip Teng. Saya berasal dari Shan Dong, suatu daerah yang sangat miskin sekali, sebab itu daerah ini terkenal dengan Shan Dong Xiang Ma; perampok Shan Dong. Mengapa demikian ? Karena pada saat mereka keluar merampok, mereka menunggang kuda yang dihiasi dengan kerincingan, sehingga begitu mereka datang, semua orang akan segera tahu. Maksud mereka menghiasi kuda dengan kerincingan adalah untuk menyatakan orang terang tidak melakukan hal yang gelap, sebab itu kalau mau merampok, ya merampoklah dengan terang-terangan. Mengapa begitu banyak perampok di sana ? Karena hidup mereka terlalu miskin, tidak ada jalan lain selain merampok. Tetapi pada tahun 1980, waktu saya kembali ke Shan Dong, saya mendengar berita yang mengejutkan, di Shan Dong telah ditemukan lahan minyak kedua terbesar di Tiongkok. Lahan minyak yang terbesar terdapat di Hei Bei. Ketika kemudian saya beroleh kesempatan kembali ke Shan Dong lagi, saya mendengar berita yang kedua, dibagian barat Shan Dong, tempat yang termiskin itu telah ditemukan tambang emas. Ada ribuan pekerja yang menggali emas di sana. Ketika ketiga kalinya saya kembali ke Shan Dong, saya mendapat berita yang ketiga, berita yang hampir tidak dapat saya percayai, di bagian selatan Shan Dong ditemukan tambang berlian. Saya takut kalau-kalau saya salah dengar , maka saya menyelidiki berita tersebut. Suatu kali saya bertemu dengan seorang pejabat Shan Dong dan saya tanyakan kepadanya, sungguhkah di tempat ini terdapat tambang berlian ? Jawabannya, betul ! Propinsi yang tadinya begitu miskin, ternyata mempunyai kekayaan yang begitu berlimpah, yang tersimpan di bawah tanah. Hanya saja tidak diketahui, maka meski di bawah tanah tersimpan kekayaan yang begitu berlimpah, tetapi manusia yang hidup di atasnya menjalani kehidupan yang begitu miskin dan banyak menjadi perampok. Itulah sebabnya Yesus berkata: Kerajaan Allah ada di dalammu. Paulus berkata: Kristus di dalammu, pengharapan kemuliaan. Firman Allah tidak jauh tetapi dekat di hatimu bahkan di mulutmu yaitu firman iman yang kami beritakan kepadamu. Sungguh, Allah ada di tengah-tengah kamu. Sungguh Allah ada di dalammu. I Korintus 14:25.

Seorang guru dikenal sangat menghormati tubuh manusia. Ketika seorang murid mengatakan bahwa tubuh manusia itu “bejana tanah liat”, sang guru berpuisi : “ Dalam bejana tanah liat ini ada tebing-tebing dan gunung gunung, tujuh samudra ada di sina, dan bejuta-juta galaksi; dan musik segala penjuru, dan sumber air terjun, dan sungai-sungai."

Pada suatu malam dalam mimpi rabbi Ishak diberi tahu untuk pergi jauh ke Praha dan di sana menggali harta tersembunyi di bawah jembatan yang menuju istana raja. Ia tidak memikirkan mimpi itu sungguh-sungguh. Akan tetapi ketika mimpi itu terjadi empat atau lima kali, ia memutuskan untuk mencari harta itu.

Ketika ia sampai ke jembatan, ia terkejut karena melihat bahwa jembatan itu dijaga ketat siang dan malam oleh serdadu. Satu-satunya yaang dapat ia lakukan adalah melihat jembatan itu dari jauh. Akan tetapi karena ia pergi ke sana setiap pagi, pemimpin penjaga itu pada suatu hari menemuinya untuk bertanya mengapa ia kesana setiap pagi. Rabbi Ishak yang sebenarnya malu untuk menceritakan mimpinya kepada orang lain, menceritakan segala-galanya karena ia senang dengan sikap dan watak orang Kristen yang baik ini.

Pemimpin itu tertawa terbahak-bahak dan berkata, “Astaga! Kau seorang rabbi dan engkau percaya kepada mimpi tolol itu ? Seandainya saya tolol dan bertindak atas dasar mimpi saya sendiri, sekarang saya sudah berkeliling Polandia. Coba saya ceritakan salah satu mimpi saya tadi malam yang yang terus kembali: suatu suara mengatakan kepada saya untuk pergi ke Krakow dan menggali harta di pojok dapur seorang yang bernama Ishak, anak Yehezkiel! Bukankah sesuatu yang paling tolol di seluruh dunia untuk mencari di seluruh Krakow seorang yang bernama Ishak dan orang lain yang bernama Yehezkiel kalau separuh dari seluruh penduduk pria mungkin bernama Ishak dan separuh yang lain Yehezkiel.

Rabbi itu tertegun. Ia mengucapkan terima kasih kepada pemimpin itu atas nasihatnya dan ia segera pulang, menggali pojok dapurnya dan menemukan harta berlimpah yang cukup untuk hidup bahagai sampai hari kematiannya.

Pencarian rohani adalah perjalanan tanpa jarak. Engkau berjalan dari tempat sekarang engkau berada ke tempat di mana engkau selalu berada. Dari ketidaktahuan menuju kepemahaman, kesadaran, karena semua yang engkau lakukan adalah melihat untuk pertama sekali hal yang sudah selalu engkau pandang.

Siapa yang pernah mendengar tentang suatu jalan yang membawa engkau kepada dirimu sendiri, atau suatu cara yang membuat engkau menjadi sebagaimana engkau selalu ? Sebenarnya, kerohanian hanyalah masalah menjadi sebagaimana engkau sesungguhnya.

DOA PAULUS

Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa, yang dari pada-Nya semua turunan yang di dalam sorga dan di atas bumi menerima namanya. Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih. Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah. Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun temurun sampai selama-lamanya. Amin. Efesus 3 : 14 - 21.

Akhirnya, saudara-saudaraku, bersukacitalah dalam Tuhan. Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah. Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang Tuhan sudah dekat! Filipi 3:1a ; 4:4-6. Bertobatlah, ubahlah pikiranmu, ubahlah anggapanmu bahwa Tuhan sangat jauh. Tuhan sudah dekat, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalammu, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, di dalam jemaat, didalam Kristus. Antusias dari bahasa Inggris Enthusiasm berasal dari kata Yunani ENTHEOS yang berarti di dalam Tuhan atau Tuhan di dalam. (In the Lord=In God= The God within)) Jadi apa lagi yang anda butuhkan? Bersukacitalah! Sekali lagi kukatakan bersukacitalah!

Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. 1 Tessalonika 5:16 – 18.

Seorang guru pernah bercerita tentang kisah sebuah cawan antik tak ternilai harganya yang ditaksir jutaan dolar pada suatu pelelangan. Cawan itu dulu dipakai seorang pengemis yang mengakhiri hidupnya dalam kemiskinan, tanpa sadar akan harga cawan yang digunakan untuk mengemis mengumpulkan uang recehan. Ketika seorang murid bertanya kepada sang guru, “ cawan itu melambangkan apa “ ? Guru itu menjawab, “Dirimu sendiri” Diminta penjelasan, ia menjawab, “Semua perhatian engkau arahkan kepada pengetahuan recehan yang kau kumpulkan dari buku dan guru. Lebih baik engkau memperhatikan cawan yang menjadi wadahnya.”

Tetapi kamu telah beroleh pengurapan (Messiah, Kristos, Anointing) dari Yang Kudus, dengan demikian kamu semua mengetahuinya. Aku menulis kepada kamu, bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran, tetapi justru karena kamu mengetahuinya dan karena kamu juga mengetahui, bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran. Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan (Messiah, Kristos, Anointing) yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu – dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta – dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia. 1 Yohanes 2:20-21, 27

Kepada seorang pengkhotbah yang berulang-ulang berkata, “Kita harus menempatkan Allah di dalam hidup kita,” Seorang guru berkata, Ia sudah ada di sana. Masalah kita ialah, sekarang menyadari dan mengakui kenyataan ini.”

“Apa saya boleh menjadi murid tuan “? Seorang bertanya pada sang guru. Guru itu menjawab: “Engkau menjadi murid hanya karena matamu masih tertutup. Pada hari engkau membuka mata, engkau akan melihat, tidak ada yang dapat kau pelajari dari aku atau dari siapa saja.” “Lalu guru itu untuk apa”? “Untuk membuat engkau melihat tidak ada gunanya engkau mempunyai seorang guru.”

“Aku ingin melihat Tuhan” kata seorang murid. “ Engkau bertatap muka dengan Dia sekarang ini,” kata sang guru. “Tetapi mengapa aku tidak melihat Dia ?” “Mengapa mata tidak melihat mata sendiri ?” tanya sang guru. Kemudian sang guru menjelaskan: “Rasanya seperti minta kepada pisau memotong si pisau atau kepada gigi menggigit giginya kalau minta Tuhan untuk menyatakan diri-Nya.”

“Inilah kesalahan kamu mencari Allah di luar dirimu.” Kata sang guru. “ Kalau begitu, haruskah saya mencari-Nya di dalam?” jawab murid. “ Apakah kamu tidak tahu bahwa yang di dalam kamu juga berada di luar kamu?” kata sang guru.

Kata Yesus kepada mereka: “Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah Allah (E lohim)? Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan, disebut allah (Elohim) – sedang kitab suci tidak dapat dibatalkan. Yohanes 10: 34-35. Mazmur 82:6

Aku sendiri telah berfirman: “Kamu adalah allah (elohim), dan anak-anak Yang Mahatinggi kamu sekalian.

Seorang murid mohon sabda kebijaksanaan. Jawab sang guru “Pergi, duduklah di dalam sel bilikmu dan bilik akan mengajarkan kebijaksanaan kepadamu.” “Tetapi bilik sel pun aku tidak punya.Aku seorang rahib.” “ Barang tentu sel itu ada padamu. Lihat saja ke dalam!” Look within! Look inside! Once you begin to belive that there is help “within you,” you will know it to be true. Sekali engkau mulai percaya bahwa ada pertolongan “didalammu,” engkau akan tahu bahwa itu benar.

Kata sang guru kepada seorang pedagang: “Seperti ikan mati di atas tanah kering, begitu juga engkau mati, bila engkau hidup terikat dengan dunia. Kau harus kembali ke dalam air, engkau harus kembali ke alam sunyi.”

Pedagang itu terperanjat.”Apa aku harus meninggalkan niagaku, dan masuk kedalam biara?”

“Tidak, tidak”, jawab sang guru, “Teruskanlah niagamu tetapi masuklah kedalam hatimu.”

Tuhan menempatkan seorang rasul dalam tiap jiwa untuk membimbing kita di jalan yang terang. Namun banyak yang mencari kehidupan dari luar, tidak menyadari bahwa kehidupan ada di dalam dirinya. Khahlil Gibran.

Lihat saja ke dalam! Look within ! Allah di dalammu. God in You. Kristus di dalammu. Christ in You. Firman di dalammu. The Word in You.

Kerajaan Allah di dalammu. The Kingdom of God is in You. Sang Raja di dalammu. The King is in You. Glory!!

Pontianak, 1 September,2000 Bumbunan Sitorus

What lies behind us and what lies before us are tiny matters compared to what lies within us

The origin of success is a belief that something within you is superior to circumstance

They say God is everywhere, and yet we always think of Him as somewhat of a recluse.

I cannot teach you anything. I can only help you to find it within yourself.

ENTHUSIASM comes from the Greek word “ ENTHEOS “ which means IN GOD = IN THE LORD = THE GOD WITHIN. What else do you need ?

Whoever wakes up in the morning aspiring for something other than God has become among the loser and transgressors.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda