Senin, 04 Februari 2008

THE SECRET OF CANAAN CURSE

RAHASIA KUTUK KANAAN

THE SECRET OF CANAAN CURSE

Perjanjian Allah dengan Nuh

Lalu Allah memberkati Nuh dan anak-anaknya serta berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi.”

Nuh dan Anak-anaknya

Anak-anak Nuh yang keluar dari bahtera ialah Sem, Ham, Jafet; Ham adalah bapa Kanaan. Yang tiga inilah anak-anak Nuh, dan dari mereka inilah tersebar penduduk seluruh bumi. Nuh menjadi petani; dialah yang mula-mula membuat kebun anggur. Setelah ia minum anggur, mabuklah ia dan ia telanjang dalam kemahnya. Maka Ham, bapa Kanaan itu, melihat aurat ayahnya, lalu diceritakannya kepada kedua saudaranya di luar, sesudah itu Sem dan Yafet mengambil sehelai kain dan membentangkannya pada bahu mereka berdua, lalu mereka berjalan mundur; mereka menutupi aurat ayahnya sambil berpaling muka, sehingga mereka tidak melihat aurat ayahnya. Setelah Nuh sadar dari mabuknya dan mendengar apa yang dilakukan anak bungsunya kepadanya, berkatalah ia: “Terkutuklah Kanaan, hendaklah ia menjadi hamba yang paling hina bagi saudara-saudaranya.” Lagi katanya: “Terpujilah TUHAN Allah Sem, tetapi hendaklah Kanaan menjadi hamba baginya. Allah meluaskan kiranya tempat kediaman Yafet, dan hendaklah ia tinggal dalam kemah-kemah Sem, tetapi hendaklah Kanaan menjadi hamba baginya.” Kejadian 9:1; 8-27

Tertulis di atas kisah yang terkenal tentang Nuh, kemabukan, dan nubuatannya. Kisah ini tidak terlalu banyak diberitakan karena terdapat hal yang memalukan didalamnya. Kita akan menyingkapkan kebenaran yang tersembunyi didalamnya karena adanya masalah terjemahan dan selain itu juga tersembunyi dalam gaya bahasa yang dipakai dalam cerita ini. Kita memerlukan hikmat dan sedikit logika untuk membongkar kebenaran yang tersembunyi dalam kisah ini. Itulah sebabnya kita mulai dengan ayat pertama, di mana Allah berbicara kepada Nuh dan anak-anaknya demikian: ” Bertambah banyak dan beranakcuculah.” Janji itu bukan hanya untuk anak-anaknya saja tetapi untuk Nuh juga. Dari sini kita boleh mengambil kesimpulan bahwa Nuh berharap akan memiliki keturunan lagi setelah air bah. Tidak peduli berapa usianya, tidak ada alasan bahwa dia tidak dapat lagi mempunyai anak karena usianya waktu air bah sudah 600 tahun. Walaupun Allah telah berfirman kepada Nuh demikian, namun dia tidak memiliki anak lagi setelah beberapa tahun, dan Nuh pasti berpikir bahwa dia dan isterinya mungkin telah terlampau tua untuk memiliki anak lagi. Dalam beberapa tulisan kuno diceritakan bahwa isteri Nuh yang bernama Emzarah, sangat jauh lebih muda dari Nuh. Ditambah lagi dengan banyaknya tulisan kuno Jahudi yang mengisahkan keinginan Nuh untuk memiliki anak lagi setelah air bah. Dari mana tradisi ini muncul ? Adakah dasar untuk harapan ini ? Kita tidak bisa menjawab dengan pasti, tetapi kita tahu tradisi Yahudi punya dasar yang kuat untuk mempercayai bahwa Allah menjanjikan Nuh anak yang lain, dan ini sangat menolong dalam pencarian kita.

Ketika kita sampai pada ayat 18, cerita tentang keluarga Nuh berlanjut. Pada pembacaan yang pertama tidak ada yang aneh. Sem, Ham dan Jafet telah keluar dari bahtera. Tetapi di akhir ayat 18 kita menemukan pernyataan, “ Ham adalah bapa Kanaan.” [ And Ham is the father of Kanaan ]. Kenapa pernyataan ini tiba-tiba muncul atau nyelonong di sana ?. Adalah akan lebih menolong kalau penterjemah memberikan kepada kita perkataan dari bahasa aslinya yaitu: “Ham, dia adalah bapa Kanaan.” [And Ham, HE is the father of Kanaan]. Segera kita melihat suatu situasi, tidak terlalu kentara, tetapi cukup jelas untuk bisa dikenali, bahwa ada KERAGUAN tentang bapa Kanaan yang sebenarnya. Kenapa ada keraguan ? Dan di ayat selanjutnya kita membaca “ Yang tiga inilah anak-anak Nuh,… “ Sepertinya dalam waktu itu ada pertanyaan tentang Kanaan, pertanyaan yang sepertinya menyatakan bahwa Nuh adalah bapanya.

Pertanyaan dan pikiran ini sepertinya terlalu berani dan gila-gilaan, tetapi kisah selanjutnya menolong kita untuk menangkap kebenaran cerita ini. Nuh menjadi petani, dan memiliki kebun anggur setelah peristiwa air bah. Dalam perjalanan waktu selanjutnya ia menuai dan membuat anggur. Ketika air anggurnya sudah jadi dia minum, dan diceritakan pada kita kemudian dia mabuk. Semua ini perlu waktu bertahun-tahun sampai anggur berbuah, dipanen, dan butuh waktu lagi sampai jadi air anggur yang matang. Itulah sebabnya dari awal kita sudah katakan bahwa Nuh tidak memiliki anak lagi setelah beberapa tahun sejak air bah surut.

Selanjutnya kitab Kejadian menyingkapkan bahwa setelah air bah umur manusia menurun drastis. Kalau umur keturunan Adam dibuat grafik maka akan jelas terlihat grafik penurunan yang nyata, dengan perkataan lain kalau umur rata-rata mereka adalah 900 tahun setelah 200 tahun menjadi 450 tahun, setelah 200 tahun kemudian akan menjadi 225 tahun, dan setelah 200 tahun lagi akan menjadi 125,5 tahun dan seterusnya. Angka ini tidaklah akurat tetapi hanya untuk contoh. Para pakar peneliti sangat paham dengan proses penghancuran (decay proses) Hal ini terjadi dalam berbagai macam proses, saat suatu penghalang ditarik dari sebuah sistem, penghancuran segera mulai.

Apa yang benar bagi masa hidup manusia pasti juga benar untuk proses kehidupan lainnya, termasuk proses fermentasi dari anggur oleh ragi. Selanjut hasil peragian yang lebih keras akan menghasilkan lebih banyak alkohol dibandingkan sebelum air bah. Kita boleh dengan yakin mengatakan bahwa Nuh pasti sangat terpengaruh oleh kekuatan anggur hasil pertama dari panennya. Rasa anggur pada kecapan pertama, sangat menarik, dan tanpa sadar orang dapat minum terlalu banyak dan dalam waktu lima menit kemudian ia akan mabuk. Apakah hal ini yang terjadi pada Nuh dan isterinya ? Saya percaya inilah yang terjadi dan yang mengakibatkan terjadinya hal selanjutnya.

Dalam keadaan mabuk pasangan tua ini masuk ke kemah mereka. Adalah suatu fakta yang terkenal bahwa orang mabuk akan kehilangan sopan santun dan kita menemukan catatan tertulis yang menceritakan bahwa Nuh kedapatan” telanjang dalam kemahnya.” Kejadian yang sangat pribadi seperti ini jarang tercatat, karena memang sifatnya sangat pribadi. Tetapi dalam kejadian ini hal tersebut tidal lagi bersifat pribadi. Ayat selanjutnya menyatakan kepada kita bahwa Ham “ MELIHAT aurat ayahnya “ ( Ham SAW the nakednes of his father ) Terjemahan Indonesianya: “Ham melihat ketel anjangan bapanya.” Apa arti hal tersebut ? Apakah hanya itu yang terjadi ? Di dalam ayat 24 kita diberi tahu bahwa Nuh setelah sadar dari mabuknya mendengar apa yang DILAKUKAN anak bungsunya kepadanya. (DONE to him) MELAKUKAN lebih dari pada MELIHAT. [ DOING is more than SEEING ] Jadi apakah maksud dari semua hal ini ?

Adalah terasa memalukan untuk menyingkapkan kebenaran yang tersembunyi dalam gaya bahasa EUFEMISME dalam kisah tragis ini, tetapi hal ini perlu dibuka untuk menghapuskan gambaran yang salah.

Di dalam Imamat 18:8 kita membaca, “Jangan lah kau singkapkan aurat isteri ayahmu, karena ia hak ayahmu.” [ You shall not uncover the nakedness of your father’s wife: it is your father nakedness ] Terjemahannya: Janganlah kau singkapkan ketelanjangan ibumu karena itu adalah ketelanjangan bapamu. Didalam Imamat 20:11 tertulis: “Bila seorang laki-laki tidur dengan seorang isteri ayahnya, jadi ia melanggar hak ayahnya,…” [ The man who lies with his father’s wife has uncovered his father’s nakednes,..] Terjemahannya: Seorang laki-laki yang tidur dengan isteri ayahnya adalah menyingkapkan ketelanjangan ayahnya… Inilah kunci untuk semua kejadian tersebut. Akhirnya kita boleh tahu apa yang dilakukan Ham kepada Nuh. Ada kunci tambahan dalam kata MELIHAT, kata yang mengandung arti memandang atau memperhatikan dengan seksama.[SAW = looked at = gazed ] Jadi Ham bukanlah sekedar kebetulan lewat dan mendengar suara ribut di tenda dan sekilas melihat ayah ibunya telanjang di dalam kemah. Ayat selanjutnya menjelaskan:” Lalu DICERITAKANNYA kepada kedua saudaranya DI LUAR.” Diceritakan secara harfiah adalah kata yang kuat yang mencerminkan membanggakan atau senang. (TOLD is a forceful word connotes delight or even bragging) DI LUAR artinya di tempat umum atau dapat kita katakan keluar kejalanan. ( OUTSIDE = in the public place or out in the street ) Tidak ada tanda bahwa Ham berusaha menyembunyikan sesuatu. Apa yang dia lakukan, dilakukannya dengan sengaja, dengan terang-terangan serta memalukan, dan kemudian membanggakan hal itu dengan terbuka kepada kedua saudaranya.

Jadi pada permulaan ayat 22 kita menemukan pernyataan yang sama dengan ayat 18, “Maka Ham, bapa Kanaan itu. “ Sebagai hasil hubungan yang tidak senonoh dengan ibunya, Ham menjadi bapa seorang anak lelaki melalui ibunya. Ini adalah perbuatan yang sangat memalukan, yang menyebabkan munculnya keraguan pada permulaan cerita ini. Orang-orang bertanya,” Siapakah sebenarnya bapa Kanaan ? Dan kebenaran harus dinyatakan, tidak perduli apakah itu akan memalukan dan membuat Nuh terhina, terutama isterinya.

Turun ke ayat 23 kita segera menemukan reaksi dari kedua saudara Ham. Mereka sangat marah dengan kejadian tersebut, tetapi mereka ingin membongkar kejahatan saudaranya. Mereka tidak mendengar ada suara di dalam kemah, jelas bapa dan ibu mereka tertidur karena mabuk. Mereka segera mendiskusikan apa yang harus mereka lakukan tanpa harus langsung mengatakannya kepada ayah mereka. Ada cara lain, pada zaman itu jubah seorang pria adalah juga selimut tidurnya. Kemudian mereka mengambil sehelai kain, tepatnya sehelai jubah. ( They took a garment ) Kata Ibrani SIMLAH adalah jubah luar atau pakaian luar. Dalam bahasa Ibrani seharusnya memiliki kata sandang :” They took THE garment ” Kata THE bukan “ a “ menandakan bahwa itu bukan hanya jubah luar tetapi jubah yang khusus. Bagaimana kita tahu itu jubah spesial? Ayat 24 menjelaskan kepada kita:” Setelah Nuh sadar dari mabuknya dan MENDENGAR apa yang dilakukan anak bungsunya kepadanya. “ Kata mendengar dalam bahasa aslinya adalah MENGETAHUI. ( He KNEW what his younger son had done to him ) Setelah Nuh sadar dan MEMGETAHUI apa yang dilakukan anak bungsunya kepadanya. Bagaimana caranya Nuh tahu ? Ada yang berkata Allah berbicara kepadanya. Tentu saja Allah kemudian berbicara kepadanya, tetapi sangat jelas dari konteks cerita bahwa hal pertama yang dilihat Nuh setelah ia sadar atau siuman adalah JUBAH LUAR Ham, yang ditaruh kedua saudaranya menutupi ibunya yang telanjang. Tidaklah memalukan bagi laki-laki melihat ayah mereka telanjang, tetapi sungguh memalukan melihat ibu sendiri telanjang. Jadi idiom bahasa Ibrani di sini menyampaikan berita mengejutkan ini dalam istilah yang terselubung, untuk tidak membuat pembaca tersinggung atau marah.

Beberapa waktu kemudian Nuh menyatakan nubuatan yang sangat jelas, yang dimulai dengan ayat 25. Tidak ada alasan untuk berpikir bahwa ayat 24 segera diikuti ayat 25 pada hari yang sama. Bahkan waktunya cukup lama sampai bayi itu lahir yang ternyata anak laki-laki. Isteri Nuh sungguh direndahkan. Menurut hukum zaman itu, isteri yang mengalami hal demikian tidak akan pernah lagi menikmati keintiman perkawinan seumur hidupnya dengan suaminya. Contoh seperti ini di dalam kitab Kejadian adalah Ruben yang tidur dengan Bilhah isteri bapanya. Di dalam kitab Yobel 33:8 tercatat ketika Ruben meniduri Bilhah maka Yakub tidak pernah lagi tidur dengannya. Didalam Ulangan 22:30 kita membaca: “Seorang laki-laki janganlah mengambil isteri ayahnya dan jangan menyingkapkan punca kain ayahnya.” Terkutuklah orang yang tidur dengan isteri ayahnya, sebab ia telah menyingkapkan punca kain ayahnya.(sebab ia menyingkapkan ketelanjangan ayahnya) Ulangan 27:20. Hukum Musa bukanlah hukum yang BARU, tetapi sebuah kumpulan hukum tertulis setua kejatuhan manusia. Dan kita menemukan Nuh mengucapkan kutuk dalam keadaannya yang memalukan saat itu. Tidak ada keraguan bahwa Allah sendiri sedang berbicara melalui perkataan Nuh.

Apakah arti nama Kanaan ? Seorang yang direndahkan. Betapa tepat! Dia menamai anaknya yang lahir memelalui isterinya seorang yang direndahkan kerena kelahirannya melalui hubungan anak dan ibunya (incest). Dan dia menyatakan melalui nubuatan tentang keturunan Kanaan, “Terkutuklah Kanaan, hendaklah ia menjadi hamba yang paling hina bagi saudara-saudaranya.” ( A servant of servants shall he be to his brethren.) Hamba dari segala hamba dia bagi saudara-saudaranya. Hamba-dari segala hamba adalah gaya bahasa pengulangan untuk merendahkan (Polyptoton), yang biasa terdapat di kitab Kejadian, artinya hamba yang paling rendah atau paling hina. Siapakah saudara Kanaan ? Jawabanyan terdapat pada dua ayat berikutnya. Terpujilah TUHAN Allah Sem, tetapi hendaklah Kanaan menjadi hamba baginya. Allah hendaknya meluaskan kiranya tempat kediaman Yafet… tetapi hendaklah Kanaan menjadi hamba baginya. Jadi, Sem dan Yafet adalah saudara tiri Kanaan. Ham tidak disinggung lagi oleh Nuh. Tidak dapat diragukan bahwa Ham telah terusir dari rumahnya.

Karakter dari Kanaan tertera di Kejadian 15:16, 19:5, Imamat 18 & 20, dan Ulangan 12:31. Kisah di kitab Kejadian ini punya dampak yang jauh. Tepat setelah 100 tahun sejak air bah, pada tahun Peleg lahir, Nuh membagi bumi kepada anak-anaknya dengan undi. Untuk alasan inilah Eber menyebut anaknya Peleg, artinya “pembagian” atau “perpecahan”. Dan di dalam pembagian ini Sem mendapat bagian tengah bumi yaitu secara kasar dari Laut Hitam di selatan sampai ke Laut Merah di utara. Yafet mendapat bagian utara bumi dan Ham mendapat bagian Selatan bumi. Itulah sebabnya Alkitab menyebut Mesir dan selebihnya dari Afrika sebagai , ” tanah Ham .“

Tetapi ada dua orang dari keluarga Ham yang tidak puas dengan bagiannya. Seorang diantaranya adalah Nimrod anak Kusy anak dari Ham. Dari pada mengambil haknya yaitu tanah Kusy termasuk didalamnya adalah Ethiopia dan Sudan, ia memutuskan untuk tinggal di tanah Arpakhsad, yang dikenal sebagai Kaldea atau dalam bahasa Ibrani disebut Kasdim. Pelanggaran wilayah ini adalah suatu dosa yang menyebabkan pemberontakan keturunan-keturunan selanjutnya, dan hal ini membawa kepada munculnya Babel yang banyak dinubuatkan di Jeremia pasal 51 dan juga di Wahyu pasal 18 oleh Yohanes.

Orang kedua yang tidak puas adalah Kanaan. Dia mendapat bagian pantai utara Afrika sampai ke pantai barat Put (Libya) dan membentang sampai ke pantai Atlantik. Dia bertumbuh dengan pikiran yang bengkok dan merasa dirinya lebih merupakan bagian dari Nuh dan Sem dari pada Ham, karena kedudukan mamanya di keluarga. Sebagai akibatnya ia mengambil daerah Arpakhsad, daerah yang kemudian dikenal sebagai tanah Kanaan. Menurut buku Yobel, beberapa keluarga dekatnya memperingati dia tentang pencaplokan daerah orang yang akan mendatangkan penghakiman Allah. Tetapi ia tidak peduli. Sejarah masa depan tanah dan orang Kanaan telah tertera jelas dalam kisah Perjanjian Lama, dan disana ditunjukkan kenapa Allah memerintahkan bangsa Israel untuk melucuti mereka pada zaman Yosua. Bukan hanya kenyataan bahwa Kanaan mencaplok tanah orang lain yang membawa penghukuman Allah. Waktu telah menunjukkan bahwa orang Kanaan adalah orang jahat, yang terlibat dalam penyembahan berhala yang keji, dan tanah itu menjadi pusat dari pekerjaan roh jahat dan juga melahirkan keturunan raksasa di tanah Bashan, yang mula-mula membangun Hebron yang dahulu dikenal sebagai Kiryat Arba tempat asal raksasa Nephilim. Ketika mata-mata kembali pada Musa, mereka melaporkan melihat kota itu berbenteng kuat dan penduduknya besar-besar dan hal itu membuat mereka takut.

Ada dua tujuan tulisan ini. Pertama, untuk menyingkapkan kebenaran kisah keturunan Nuh. Kedua untuk melihat pengaruh atau akibatnya dalam kelanjutan kisah di Kejadian, yaitu kenapa Kanaan dikutuk. Ada yang berkata kitab Kejadian adalah tempat benih seluruh Alkitab. Yang lain berkata Kejadian adalah batu penjuru dari Alkitab. Keduanya adalah benar. Tanpa dasar yang kuat dari kitab Kejadian, keseluruh Alkitab tidak bisa dimengerti dengan sempurna. Tidak ada buku di Alkitab yang bisa mengklaim keutamaan dan luasnya cakupannya seperti kitab Kejadian, karena cakupan sejarahnya meliputi masa dua ribu tahun lebih. Tidak heran di zaman kemunduran iman ini banyak ahli yang mencoba menyangkali kebenaran kesaksian isi buku ini. Tetapi bagi kita yang percaya kita menerima kebenaran setiap isi kitab ini dan bersukacita di dalamnya dan kita berdoa supaya Tuhan terus membuka rahasia FirmanNya dari kitab Kejadian ini. (*1*)

DOSA DALAM JEMAAT

Memang orang mendengar, bahwa ada percabulan di antara kamu, dan percabulan yang begitu rupa, seperti yang tidak terdapat sekalipun di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, yaitu bahwa ada orang yang hidup dengan isteri ayahnya. Sekalipun demikian kamu sombong. Tidakkah lebih patut kamu berdukacita dan menjauhkan orang yang melakukan hal itu dari tengah-tengah kamu ? Sebab aku, sekalipun secara badani tidak hadir, tetapi secara rohani hadir, aku – sama seperti aku hadir – telah menjatuhkan hukuman atas dia, yang telah melakukan hal yang semacam itu. Bilamana kita berkumpul dalam roh, kamu bersama-sama dengan aku, dengan kuasa Yesus, Tuhan kita, orang itu harus kita serahkan dalam nama Tuhan Yesus kepada Iblis, sehingga binasa tubuhnya, agar rohnya diselamatkan pada hari Tuhan. Dalam suratku telah kutuliskan kepadamu, supaya kamu kamu jangan bergaul dengan orang-orang cabul. Sebab wewenang apakah aku menghakimi mereka, yang berada di luar jemaat ? Bukankah kamu hanya menghakimi mereka yang ada di dalam jemaat ? Mereka yang ada di luar jemaat akan dihakimi Allah. Usirlah orang yang melakukan kejahatan dari tengah-tengah kamu. 1 Korintus 5:1-13

Alkitab dengan terus terang menyingkapkan beberapa hubungan jinah dalam keluarga (incest). Dalam kisah Nuh kita melihat Allah sepertinya menyelubungi atau menyembunyikan hal tersebut, sedang dalam kisah lain Allah dengan jelas dan terbuka menyingkapkannya seperti Paulus kita lihat di atas menanganinya. Orang tersebut menurut kisahnya hidup dengan ibu tirinya. Dia di hakimi, didisiplin dan menerima hukuman pengusiran atau dikucilkan. Orang itu ternyata kemudian bertobat dan dipulihkan kembali kedalam jemaat.

Bagi orang yang demikian sudahlah cukup tegoran dari sebagian besar dari kamu, sehingga kamu sebaliknya harus mengampuni dan menghibur dia, supaya ia jangan binasa oleh kesedihan yang terlampau berat. Sebab itu aku menasihatkan kamu , supaya kamu sungguh-sungguh mengasihi dia. 2 Korintus 2 : 5 – 11

Tetapi kalau mereka tidak dapat menguasai diri, baiklah mereka kawin. Sebab lebih baik kawin dari pada hangus karena hawa nafsu. Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak! Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab demikianlah kata nas: “Keduanya akan menjadi satu daging.” Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan menjadi satu roh dengan Dia. Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi diluar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri. 1Korintus 6:15-18; 7:9

Kain dan Istrinya

Mari kita lihat tiga kisah tentang incest di kitab Kejadian dan sebuah kisah dalah sejarah.

Kain bersetubuh dengan istrinya dan mengandunglah perempuan itu... Kejadian 4:17

Pertanyaan yang sangat sering ditanyakan adalah dari mana Kain mendapatkan istrinya. Kejadian 5:4 dengan jelas mengatakan: “Dan ia (Adam) memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.” Dari sini jelaslah bahwa Kain memperistri salah seorang adik perempuannya. Apakah ia melakukan kesalahan incest dengan menikahi adik kandungnya sendiri? Paling sedikit ada dua hal yang dapat dikatakan mengenai hal yang memalukan ini. Pertama, jika umat manusia berkembang biak dari satu pasang saja yaitu Adam dan Hawa, maka perkawinan antar saudara tidak dapat dihindarkan dan diijinkan Tuhan pada waktu itu. Jika kita menuntut harus ada cara yang lain untuk memulai umat manusia, maka itu merupakan pengharapan yang tidak pada tempatnya. Kedua, pendapat tentang incest haruslah diselidiki lebih seksama. Mula-mula dosa insest dihubungkan dengan hubungan seksual antara orangtua dengan anak-anaknya. Kemudian incest diperluas menjadi hubungan antar saudara sekandung.

Pada zaman Musa ada hukum-hukum yang mengatur segala bentuk incest. Hukum-hukum itu dengan jelas menyebutkan bahwa hubungan seksual atau perkawinan dilarang terjadi dengan seorang ibu, ayah, ibu tiri, saudara perempuan dan lelaki, saudara lelaki tiri, cucu perempuan, menantu perempuan dan lelaki, bibi, paman atau istri saudara lelaki. Imamat 18:7-17; 20:11-12, 14,17,20-21; Ulangan 22:30; 27:20,22,23) Alkitab mencatat bahwa Abraham menikahi saudara tirinya (Kej. 20:21) Bahkan ayah Musa sendiri, yaitu Amran, menikahi seorang bibi muda, yaitu saudara perempuan ayahnya, yakni Yokhebed (Kel. 6:19) Fenomena ini bukan tidak dikenal di dalam Alkitab. Sebelum zaman Musa, incest dalam berbagai bentuknya tidak dianggap salah. Setelah zaman Musa kemudian kemudian diharamkan. Di Mesir, perkawinan rutin antar saudara sekandung di kalangan Firaun yang berjalan hingga abad kedua membuat hukum Musa menjadi suatu pembedaan yang radikal dengan masa silam mereka di Mesir.

Alasan-alasan genetik yang melarang insest tidak selalu menyolok. Perkawinan antar keluarga dekat pada masa-masa purba terjadi tanpa kerusakan genetik yang serius. Sekarang ini, resiko kerusakan genetik sangatlah tinggi. Karena kemungkinan genetik Adam dan Hawa sangat baik, maka tidak ada alasan biologis untuk melarang pernikahan sebatas itu yang di kemudian hari perlu dilarang. (*2*)

Lot dan kedua anaknya perempuan

Kata kakaknya kepada adiknya: “Ayah kita telah tua, dan tidak ada laki-laki di negeri ini yang dapat menghampiri kita, seperti kebiasaan seluruh bumi. Marilah kita beri ayah kita minum anggur, lalu kita tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita.” Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu dari ayah mereka. Yang lebih tua melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Moab; dialah bapa orang Moab yang sekarang. Yang lebih mudapun melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ben-Ami; dialah bapa bani Amon yang sekarang.

Kejadian 19:30 – 38

Seperti Kanaan, kedua keturunan suku inipun kemudian menjadi duri dalam daging bagi orang Israel. Allah juga memulihkan Moab dengan memilih Rut orang Moab menjadi orang yang menurunkan Mesias. Moab artinya air dari bapanya, atau benih dari bapanya (water of the father = incest). Ben –Ami artinya anak dari umatku (son of my people) yang melahirkan keturunan bani Ammon artinya saudara sekampung (fellow contrymen).

Yehuda dan Tamar

Lalu berpalinglah Yehuda mendapatkan perempuan yang di pinggir jalan itu serta berkata: “Marilah, aku mau menghampiri engkau,” sebab ia tidak tahu, bahwa perempuan itu menantunya. Tanya perempuan itu: “Apakah yang akan kau berikan kepadaku jika engkau menghampiri aku ?” Sesudah kira-kira tiga bulan dikabarkanlah kepada Yehuda : “Tamar menantumu, bersundal, bahkan telah mengandung dari persundalnnya itu.” Lalu kata Yehuda: “Bawalah perempuan itu, supaya dibakar.” Waktu dibawa, perempuan itu menyuruh orang kepada mertuanya mengatakan: “Dari laki-laki yang empunya barang-barang inilah aku mengandung.” Juga dikatakannya: “Periksalah. Siapa yang empunya cap materai serta kalung dan tongkat ini ?” Yehuda memeriksa barang-barang itu, lalu berkata: “Bukan aku, tetapi perempuan itulah yang benar, karena aku tidak memberikan dia kepada Syela, anakku.” Dan ia tidak bersetubuh lagi dengan wanita itu. Kejadian 38:1-30

Tamar isteri Er dan Onan anak Yehuda yang mati terbunuh dihadapan Tuhan karena kejahatan mereka. Tamar kemudian melahirkan anak kembar yaitu Peres yang artinya membagi, memisahkan, memecah dan memancar menerobos (to divide, part, separate, bursting through) dan Zerah artinya bercabang (sprout). Tamar juga kemudian termasuk dalam silsilah yang menurunkan Kristus seperti Rut dan Rahab bekas pelacur tersebut.

Absalom dan Ahitofel

Maka Absalom dan seluruh rakyat, orang-orang Israel, sampailah ke Yerusalem, dan Ahitofel ada bersama-sama dengan dia. Kemudian berkatalah Absalom kepada Ahitofel:” Berilah nasihat; apakah yang harus kita perbuat?” Lalu jawab Ahitofel kepada Absalom:”Hampirilah gundik-gundik ayahmu yang ditinggalkannya untuk menunggui istana. Apabila seluruh Israel mendengar, bahwa engkau telah membuat dirimu dibenci oleh ayahmu, maka segala orang yang menyertai engkau, akan dikuatkan hatinya.” Maka dibentangkanlah kemah bagi Absalom di atas sotoh, lalu Absalom menghampiri gundik-gundik ayahnya di depan mata seluruh Israel. Pada waktu itu nasihat yang diberikan Ahitofel adalah sama dengan petunjuk yang dimintakan dari pada Allah: demikianlah dinilai setiap nasihat Ahitofel, baik oleh Daud maupun oleh Absalom. 2 Samuel 16:1,20-23.

Kenapa Ahitofel memberikan nasihat yang begitu keji dan dibenci Tuhan? Jawaban terhadap misteri ini terdapat di dalam beberapa ayat di Perjanjian Lama, dan tidak akan terlihat bagi mata yang tidak dicelikkan Tuhan. Jika kita membaca Alkitab dengan teliti kita akan menemukan catatan yang menceritakan bahwa Batsyeba adalah “ puteri dari Eliam”atau binti Eliam, isteri dari Uria orang Het” (2 Samuel 11:3) Ayat yang lain dalam kitab Samuel mendaftarkan para palawan yang mengawal Daud dalam banyak peperangan melawan Saul, orang Filistin, dan banyak musuh bangsa Israel. Daftar 37 “Pahlawan Perkasa” (Mighty men) dari Daud tercatat didalamnya “Uria orang Het” dan “Eliam”, anak dari Ahitofel orang Gilo yang merupakan bagian dari pasukan Elit yang berjuang dan berperang bagi raja Daud. (Samuel 23:34:39) Sekarang kita mulai mengerti apa yang terjadi dibalik layar sejarah yang terkenal ini. Uria dan Eliam bukanlah orang asing bagi Daud demikian juga Batsyeba. Mereka adalah teman baik Daud yang telah mempertaruhkan nyawa mereka dalam banyak pertempuran. Mereka telah duduk bersama disekitar api perkemahan pada malam-malam peperangan. Batsyeba adalah isteri Uria, pengawal setia Daud, dan puteri Eliam, pengawal setia Daud juga. Daud melihat Batsyeba waktu mandi karena Uria dan isterinya tinggal disamping istana Daud karena dua alasan, pertama sebagai pengawal pribadi (bodyguard) yang setia dan kedua sebagai upah dari pelayanan dan kesetiaan. Jadi pastilah Batsyeba, Uria dan Eliam sudah sering diundang makan bersama dalam meja perjamuan Raja.

Jadi Ahitofel adalah bapak dari Eliam dan kakek dari Batsyeba dan penasehat atau perdana menteri dari Daud. 2 Samuel 23:34. Jadi kita boleh mengerti pemberontakan dan pengkhianatan Ahitofel adalah bermotif balas dendam terhadap pengkhianatan Daud atas kehormatan cucunya dan kematian suami cucunya Uria yang merupakan tentara pengawal yang setia dengan anaknya Eliam. Ahitofel tidak dapat berbuat apa-apa pada waktu itu, sebab jika dia memberontak dia bisa kehilangan nyawa. Jadi dia tetap berdiam diri menyimpan dendamnya sampai kesempatan terbuka untuk membalas dendam. Orang Arab punya pepatah: Siapa yang mencoba membalas dendam sebelum empat puluh tahun berlalu, adalah orang yang terburu-buru. “That a man who seeks his revenge before forty years has past, has move in haste”.

Akhirnya setelah puluhan tahun menunggu, anak Daud, Absalom memberontak terhadap bapanya. Inilah kesempatan Ahitofel membalas sakit hatinya. Ia bergabung dengan pemberontakan Absalom dan menawarkan untuk membunuh Daud dengan tangannya sendiri. Dan ia memberikan nasehat kepada Absalom untuk menyetubuhi gundik-gundik Daud diatas sotoh di hadapan orang Israel untuk mempermalukan Daud yang dulu mempermalukan keluarganya, keluarga anaknya Eliam dan keluarga cucunya Batsyeba. (*3*)

PENGHAKIMAN ATAS BABEL

Babel di gambarkan secara simbolis sebagai seorang perempuan yang memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya. Dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat cabul, dan penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya. Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: “Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi.

Sudah rubuh, sudah rubuh Babel kota besar itu, dan telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang di benci, karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya. Dan raja-raja di bumi, yang telah berbuat cabul dan hidup dalam kelimpahan dengan dia, akan menangisi dan meratapinya, apabila mereka melihat asap api yang membakarnya. Mereka akan berdiri jauh-jauh karena takut akan siksaannya, dan mereka akan berkata: “Celaka, celaka engkau, hai kota yang besar, Babel, hai kota yang kuat, sebab dalam satu jam saja sudah berlangsung penghakimanmu!”

Kemudian dari pada itu aku mendengar seperti suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di sorga, katanya: Haleluyah! Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan adalah pada Allah kita, sebab benar dan adil segala penghakiman-Nya, karena Ialah yang telah menghakimi pelacur besar itu, yang merusakkan bumi dengan percabulannya; dan Ialah yang telah membalaskan darah hamba-hambanya atas pelacur itu.” Wahyu 17 – 19:1-5

Walau Alkitab memakai bahasa simbolis, maka seorang “perempuan” bisa melambangkan suatu “gereja.” Gereja yang benar, misalnya disamakan dengan seorang pengantin, seorang dara yang suci, seorang perempuan yang tidak bercacat cela (Efesus 5:27, Wahyu 19:7,9) Tetapi sebagai lawan yang jelas terhadap gereja yang BENAR itu, yaitu perempuan yang dalam ayat di atas disebutkan sebagai seorang yang kotor, yang bernoda, cabul, seorang pelacur. Apabila tepatlah penerapan simbol ini pada sistim gereja, maka jelaslah bahwa yang diartikan adalah suatu gereja yang berjinah, dan yang JATUH Dengan huruf-huruf besar, Alkitab mengatakannya sebagai “ RAHASIA BABEL”

Sewaktu Yohanes menulis kitab Wahyu, Babel sebagai sebuah kota sudah lama hancur dan berupa puing-puing, seperti yang sudah dinubuatkan oleh nabi-nabi dalan Perjanjian Lama. Tetapi walaupun kota Babel telah dihancurkan, konsepsi dan adat istiadat kebiasaan agama, ajaran yang berasal dari Babel masih terus berjalan dan tergambarkan dengan jelas di beberapa negara di dunia. Dengan memandang balik kewaktu lampau di mana banjir besar baru surut, manusia mulai bermigrasi, pindah tempat dari timur, Maka berangkatlah mereka kesebelah timur dan menjumpai tanah datar di tanah Sinear, lalu menetaplah mereka di sana Kejadian 11:12 Di tanah Sinear inilah kota Babel dibangun dan tanah ini dikenal dengan nama Babilonia atau kemudian sebagai Mesopotamia. Kita tahu bahwa kota ini di bangun oleh Nimrod anak Kusy anak Kanaan anak Ham. Kanaan mengambil tanah Arpakhsad.

Berdasarkan kesimpulan atas informasi yang dikumpulkan dari sejarah, legenda, dan cerita purbakala, maka Alexander Hislop sudah menuliskan secara detail tentang bagaimana agama Babel terbangun sekitar tradisi atau adat istiadat yang berhubungan dengan Nimrod, isterinya Semiramis dan anaknya bernama Tammuz. Waktu Nimrod mati, sesuai dengan cerita-cerita lama, tubuhnya dipotong-potong jadi bagian-bagian, dan dibakar dan debunya dibuang keberbagai tempat. Praktek yang serupa juga disebutkan dalam Alkitab (Hakim-hakim 19:29; Samuel 11:7 ). Menyusul kematiannya yang amat diratapi oleh penduduk Babel, isterinya Semiramis menyatakan diri menjadi dewi matahari. Kemudian waktu ia melahirkan anak, dia menamakan anaknya Tammuz,penjelmaan Nimrod, pahlawan mereka yang lahir kembali (reinkarnasi). Ibu dari Tammuz ini mungkin sudah mendengar nubuat tentang Mesias yang akan dilahirkan dari seorang perempuan, karena kebenaran ini sudah dikenal sejak zaman awal. Kejadian 3:15

Dia menyatakan bahwa anaknya dikandung secara luar biasa dan ia adalah benih yang sudah dijanjikan itu, “SANG PENYELAMAT. ” Dari sinilah kemudian berkembang penyembahan Ibu dan Anak. Semiramis kemudian menikahi anaknya Tammuz yang disebut sebagai dewa matahari {the sun god} penjelmaan Nimrod. Inilah yang dilahirkan di Babel yaitu perjinahan, pelacuran, kenajisan (Incest). Alkitab mengatakannya sebagai “RAHASIA BABEL.” Selanjutnya kita akan membahas tentang MISTERI atau RAHASIA BABEL. ( *4*)

REFERENSI: 1. The Prophetic Telegraph by Arthur Eedle, No. 30

2. Hard Saying of the Old Testament, Walter C. Kaiser, Jr. ch.7 p. 39-40

3. The Signature of God, Grant Jeffry ch. 13, p. 245-246

4. Babylon, Mystery Religion by Ralph Woodrow, ch. 1

Dr. Bumbunan Sitorus, Pontianak Agustus 2000

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda